Dari Timur untuk Indonesia: Semangat Anak Jayapura Hadirkan “Cookies Ajaib” Cegah Stunting!
Tangerang (05/11/25) - Tak semua perubahan besar dimulai dari laboratorium canggih. Kadang, ide yang mampu menyalakan harapan justru lahir dari tangan-tangan muda yang penuh semangat belajar. Dari Kota Jayapura, tiga siswi Sekolah Genius — Sarlota Helena Merlin Wambrauw, Prisya Fransiska Samallo, dan Olvien Anetha Yuliana Ayer — membuktikan hal itu lewat karya sederhana namun bermakna: cookies ajaib berbahan kelor, bayam, dan ubi, hasil riset mereka di Sekolah Genius Tangerang.
Semua berawal dari rasa ingin tahu. Mereka bertanya, “Bisakah bahan lokal di sekitar kita menjadi solusi untuk masalah gizi anak-anak Indonesia?” Pertanyaan itu membawa mereka pada perjalanan riset yang tak hanya seru, tapi juga menantang. Hari demi hari dihabiskan di ruang riset sekolah: mencatat hasil, menimbang bahan, dan mencoba ulang setiap resep hingga rasa dan kandungannya seimbang. Dari proses itu, mereka belajar bahwa riset bukan sekadar eksperimen, tapi tentang ketekunan dan kepedulian.
Dengan dukungan penuh dari guru-guru Sekolah Genius, Sarlota, Prisya, dan Olvien menemukan makna baru dari belajar: bahwa ilmu pengetahuan bisa menjadi alat untuk mencintai sesama. Mereka tak hanya menciptakan camilan sehat, tapi juga menghadirkan harapan: bahwa anak muda Papua mampu ikut berkontribusi dalam menghadapi isu besar seperti stunting, yang masih menjadi tantangan di banyak daerah Indonesia.
“Cookies ajaib” ini menjadi simbol bahwa inovasi tak selalu harus rumit. Dari bahan sederhana yaitu daun kelor, bayam, dan ubi, yang sering tumbuh di pekarangan rumah: Mereka mengolahnya menjadi karya yang bergizi dan inspiratif. Dalam setiap adonan yang mereka uji, tersimpan tekad kuat untuk menghadirkan masa depan yang lebih sehat bagi generasi Indonesia.
Dari ruang riset di Tangerang, semangat tiga anak Jayapura ini melintasi batas wilayah dan membawa pesan optimisme: bahwa dengan pendidikan, rasa ingin tahu, dan kemauan untuk mencoba, siapa pun bisa menjadi pembawa perubahan. Karena dari Timur, cahaya itu menyala dan dari tangan-tangan muda, harapan itu tumbuh untuk Indonesia yang lebih baik. (dids)