Siswa belajar bahwa setiap motif batik memiliki makna dan filosofi yang dalam. Sama halnya dengan riset, di mana setiap langkah penelitian memiliki tujuan dan arti penting. Dengan mengenalkan batik di sekolah, anak-anak tidak hanya melestarikan budaya, tetapi juga mengasah daya pikir kritis mereka untuk memahami sejarah, seni, dan sains yang terkandung di balik sebuah karya. Inilah bukti bahwa Hari Batik Nasional bisa menjadi sarana pendidikan karakter dan kreativitas.

Melalui proyek riset sederhana, siswa Sekolah Genius dapat meneliti proses pewarnaan alami, teknik membatik tradisional, hingga inovasi modern yang ramah lingkungan. Kegiatan ini menumbuhkan rasa cinta pada budaya sekaligus memupuk kesadaran bahwa riset bisa lahir dari tradisi. Dengan begitu, batik bukan hanya dipandang sebagai peninggalan masa lalu, tetapi juga pintu untuk menciptakan karya baru yang relevan dengan masa depan.

Selain itu, perayaan Hari Batik Nasional di sekolah juga menjadi momen menanamkan nilai Pancasila. Gotong royong, kebersamaan, dan cinta tanah air tercermin ketika siswa bersama-sama membuat karya batik atau meneliti warisan budaya daerah. Nilai-nilai ini akan membekas kuat pada diri anak-anak sehingga mereka tumbuh menjadi generasi yang cerdas sekaligus bangga pada jati diri bangsa.

Dengan memperingati Hari Batik Nasional, Sekolah Genius menegaskan bahwa pendidikan tidak hanya soal ilmu pengetahuan, tetapi juga tentang karakter, identitas, dan kebanggaan budaya. Melalui riset dan pembelajaran kreatif, siswa belajar bahwa batik bukan hanya kain, tetapi simbol perjuangan, inovasi, dan semangat untuk membawa Indonesia semakin dikenal di dunia (Did)